Sejarah Lengkap Tentang Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal merupakan sebuah masjid Nasional Negara Indonesia. Masjid Istiqlal ini terletak di bekas tanaman Wihelmina. Ide pembangunan Masjid besar ini berawal dari rancangan para ulama untuk mendirikan sebuah masjid yang megah. Nantinya keberadaan masjid ini akan menjadi kebanggan warga Jakarta.
Para ulama tersebut adalah KH. Wahid Hasyim, H. Agus Salim, Menteri Agama RI pertama, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwam. Ide pembangunan Masjid besar tersebut di wujudkan dengan membentuk yayasan Masjdi Istiqlal. Pada tanggal 7 Desember 1954 telah berdiri Yayasan Masjid Istiqlal dengan H.Tjokroaminoto sebagai ketuanya. Gedung Deca Park yang kini menjadi Museum Nasional merupakan saksi bisu terbentuknya Yayasan Masjid Istiqlal.
Nama Istiqlal di ambil dari bahasa Arab yang artinya Merdeka. Masjid Istiqlal ini merupakn wujud rasa syukur dari bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang diberikan oleh Allah SWT. Ir Soekarno sebagai Presiden pertama menyambut baik atas ide tersebut dan mendukung penuh atas berdirinya Yayasan Masjid Istiqlal. Kemudian terbentuklah Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI).
Musyawarah Penentuan Lokasi Masjid Istiqlal
Pada saat menentukan penentuan Lokasi Masjid ini sempat menimbulkan perdebatab antara Presiden Ir. Soekarno dan Wakil Presiden Bung Hatta. Pada saat itu Bung Karno mengusulkan kalau lokasi Masjid di atas benteng bekas Belandan Frederick Hendrik dan Taman Wilhelmina. Bangunan belanda tersebut dibangun oleh Jendral Van Den Bosch, yang lokasinya ada di jalan Perwira, Jalan lapangan Banteng, Jalan Katedral dan jalan Veteran.
Sementara Bung Hatta mengusulkan bahwa tempat yang cocok untuk pembangunan masjid berada di tengah-tengah umat, lebih tepatnya di jalan Thamrin. Mengingat pembongkaran bangunan Belanda tersebut juga akan memakan biaya yang cukup besar. Namun Presiden Ir. Soekarno memutuskan untuk membangun Masjid di lahan bekas Benteng Belanda. Hal itu di dasari telah berdirinya gereja Kathedral dengan tujuan memperlihatkan kerukunan atar umat beragama di Indonesia.

Panitia Mengadakan Sayembara Desain Masjid Istiqlal
Di pimpin langsung oleh Presiden Bung Karno dalam proses sayembara desain pembangunan masjid. Dewan juri sayembara tersebut terdiri dari : Oemar Husein Amin, Prof.Ir. Suwandi, Hamka, H. Abubakar Aceh, Prof.Ir. Rooeno dan Ir.H. Djuanda.
Tepatnya pada tahun 1995 Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal mulai melakukan sayembara yang diketuai langsung oleh Presiden Bung Karno. Bagi pemenangnya akan mendapatkan hadiah Rp.75.000 dan emas seberat 75 gram. Terdapat 27 peserta yang mengikuti sayembara tersebut. Namun terdapat lima peserta yang memenuhi syarat:
- Frederich Silaban dengan rancangan Ketuhanan
- Hans Groenewegen dengan perancangan Salam
- Oetoyo dengan rancangan Istihfar
- Mahasiswa ITB yang terdiri 3 orang dengan rancangan Chatulistiwa
- Mahasiswa ITB yang terdiri 5 orang dengan rancangan Ilham 5
Dari ke-5 peserta tersebut Presiden Bung Karno memutuskan untuk memilih Frederich Silaban dengan rancangan Ketuhanan. Akhirnya rancangan karya Frederich ini terpilih sebagai desain Masjid Istiqlal.

Arsitek Masjid Beragama Kristen
Frederich Silaban merupakan seorang arsitek yang beragama Kristen kelahiran Bonandolok Sumatera. Frederich Silaban kelahiran 16 Desember 1912 yang merupakan buah dari pernikahan Jonas Silaban Nariaboru. Frederich Silaban merupakan salah satu lulusan terbaik dari Academi Van Bouwkunst Amsterdam 1950. Frederich Silaban selain merancang Masjid Istiqlal juga merancang komplek Gelanggang Olahraga Senayan Jakarta.
Frederich Silaban pun juga membutuhkan waktu waktu kurang lebih 3 bulan. Hal itu dilakukan untuk mempelajari tata cara dan aturan orang muslim dalam menjalankan shalat dan berdoa. Selain itu Frederich Silaban juga melakukan kajian banyak pustaka mengenai masjid-masjid yang ada di dunia.
Tahap Awal Pembangunan Masjid Istiqlal
Taman Wilhelmina yang berada di depan Lapangan Benteng terkenal sepi, gelap dan sangat kotor. Terlihat sudah tidak ada yang mengurusnya lagi. Tembok-tembok bangunan benteng tersebut sudah di penuhi dengan lumut dan rumput ilalang. Pada tahun 1960, di taman Wilhelmina, terdapat ribuan orang yang berasal dari berbagai kalangan seperti pegawai negeri, swasta, ulama, dan ABRI melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan taman yang sudah tidak terurus tersebut.
Setelah memakan waktu satu tahun proses pembangunan selesai. Tempatnya pada tanggal 24 Agustus 1961 menjadi tanggal paling bersejarah bagi Indonesia, umat muslim di Jakarta dan masyarakat umum. Untuk pertama kalinya di bekas taman yang tak terpakai berdiri megah sebuah masjid besar yang bertujuan sebagai simbol kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Masjid megah tersebut bernama Masjid Istiqlal yang memiliki arti yang sangat mendalam yaitu merdeka.
Tanggal yang dipilih bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pemilihan ini dipilih untuk pemasangan tiang pertama oleh Presiden Bung Karno. Pada waktu itu beliau bertindak sebagai Kepala Bidang Teknik.

Proses Panjang Pembangunan Masjid Istiqlal Jakarta
Proses pembangunan Masjid Istiqlal ini bersamaan dengan iklim politik yang lumayan memanas. Dampaknya proses pembangunan menjadi tersendat-sendat. Selain itu terdapat pembangunan lain seperti pembangunan monument Nasional, Gelora Senayan, dan proyek Mercu suar lainnya. Sampai pertengahan tahun 1960 proyek masjid Istiqlal terganggu dalam penyelesaian akhir.
Puncak permasalahan ketika ada peristiwa G 30 S/PKI, peristiwa tersebut berdampak pada pembangunan Masjid Istiqlal yang tak kunjung selesai. Barulah ketika ada Himpunan Seniman Budayawan Islam memperingati milad yang ke-20. Terdapat sejumlah tokoh ulama dan pejabat yang mulai tergugah untuk melanjutkan pembangunan Masjid Istiqlal.
Pergerakan ini dipelopori oleh Menteri Agama KH.M.Dahlan dalam penggalangan dana demi mewujudkan fisik Masjid Istiqlal. Presiden yang pamornya di mata masyarakat mulai memudar maka kedudukannya digantikan oleh KH.Idham Chakied yang bertugas sebagai coordinator panitia Nasional Masjid Istiqlal yang baru.
Melalui kepengurusan baru, Masjid Istiqlal ini memiliki gaya yang lebih modern dan akhirnya selesai juga proses pembangunannnya. Sebelumnya pembangunan masjid ini direncanakan akan memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 45 tahun. Dalam proses pembangunannya utama dapat selesai dalam waktu 6 tahun atau lebih tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1967. Sebagai tandanya adalah berkumandangnya adzan untuk pertama kalinya.
Secara keseluruhan pembangunan masjid Istiqlal ini memakan waktu 17 tahun. Untu peresmiannya dilakukan oleh presiden kedua, Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. Waktu pembangunan Masjid ini telah melewati dua periode pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Kini masjid Istiqlal sudah berdiri megah dan menjadi sebuah kebanggan bagi seluruh masyarakat muslim di Indonesia.

Isi Bangunan Dan Spesifikasi Masjid Istiqlal
Pada bangunan masjid Istiqlal ini merupakan prinsip minimalis. Secara umum masjid kebanggan ini terdiri dari gedung Indukm gedung pendahuluan dan emper samping, teras raksasa dansebuah emperan keliling dan adanya sebuah menara. Adanya ruang terbuka di sebelah kanan dan kiri dimaksudkan untuk memudahkan sirkulasi udara dan penerangan alami. Selain itu untuk mendatangkan kenyamanan dan kesejukan hati para jamaah yang sedang beribadah di Masjid Istiqlal.
Spesifikasi Masjid Istiqlal meliputi :
- Luas tanah 12 ha
- Luas bangunan masjid 7 ha
- Luas lantai 72.000 m2
- Luas atap 21.000 m2
Dalam proses pembangunan masjid Istiqlal membutuhkan :
- Semen Gresik 78.000 sak
- Marmer 93.000 m2
- Baja 337 ton
- Keramik 11.400 m2
Bagian-bagian yang terdapat pada bangunan Masjid Istiqlal
- Gedung Induk
- Gedung induk ini memiliki tinggi 60 meter, yang memiliki fungsi sebagai simbol sholat lima waktu
- Panjang 100 meter
- Lebar 100 meter
- Tiang pancang 2.361 buah
Pada bangunan utama ini merupakan gedung utama Masjid Istiqlal yang mampu menampug 100.000 jamaah ketika pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Terdapat kubah besar yang memiliki deameter 45 meter. Kubah tersebut kerangkanya terbuat dari baja stainless steel yang didatangkan dari Jerman Barat yang memiliki berat sekitar 86 ton. Untuk bagian luar dilapisi oleh kramik. Ini merupakan simbol penghormatan dan rasa syukur terhadap kenikmatan kemerdekaan yang sesuai dengan namanya istiqlal (merdeka).
Pada bagian bawah keliling kubah terdapat tulisan kaligrafi surat yasin yang merupakan karya dari K.H Fa’iz. Selain itu juga terdapat kaligrafi Surat Alfateha, surat Thaha ayat14, Surat Al Ikhlas dan ayat Kursi.
- Gedung Pendahulu Dan Emper Samping
Gedung ini memiliki tinggi 52 meter dan panjangnya 33 meter serta lebar 27 meter
Gedung ini memiliki lima lantai yang letaknya berada di belakang gedung utama. Gedung ini juga diapit oleh 2 sayap teras. Luas lantainya 36.980 m2. Tiang pancangnya berjumlah 1800 buah. Tujuan adanya gedung ini adalah mengantarkan para jamaah untuk menuju gedung utama. Selain itu juga digunakan untuk tempat perluasan shalat apabila gedung utama penuh.
- Teras Raksasa
Teras raksasa ini memiliki luas sekitar 29.800 m2. Letaknya berada di sebelah kiri belakang gedung induk. Teras ini mengarah ke Monument Nasional, itulah yang menandakan kalau masjid ini merupakan Masjid Nasional. Selain itu teras raksasa ini sebagai tempat berjalannya berbagai acara keagamaan seperti MTQ dan kegiatan manasik haji.
- Menara Masjid Istiqlal
Menara Masjid Istiqlal memiliki tinggi 66,66 meter dan memiliki diameter 5 meter. Adanya bangunan menara ini memiliki fungsi sebagai tempat Muadin mengumandangkan adzan.
- Bedug Raksasa
Disudut sebelah tenggara terdapat sebuah beduq raksasa yang memiliki fungsi sebagai pertanda datangnya shalat. Bedug ini merupakan salah satu ciri khas ke-Islaman di Indonesia. mengingat bedug hanya ada di masjid-masjid di Indonesia. bedug ini terbuat dari kau meranti dari Kalimantan Timur dan menurut ceritanya sudah berumur 300 tahun. Kulit bedug ini terbuat dari kulit sapi, untuk bagian depan kulit sapi jantang sementara bagian belakang menggunakan kulit sapi betina.
Demikianlah asal mula terbentuknya masjid kebanggaan bangsa Indonesia sebagai ucapan syukur atas kemerdekaan Indonesia. seiring pembangunan ini tentunya akan berpengaruh pada bidang lain. Seperti perkembangan bidang bisnis, setelah diresmikannya masjid Istiqlal maka mulai banyak juga para pedagang yang bermunculan yang berkaitan dengan keagamaan. Seperti pedagang yang jual karpet masjid Jakarta.
Dengan begitu dengan adanya pembangunan selain bermanfaat untuk kegiatan keagamaan juga bermanfaat untuk kesejahteraan umat. Salah satunya perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Maka dari itu kita sebagai umat muslim bersyukur atas berdiri megahnya Masjid Istiqlal dan berbagai manfaat yang sudah dirasakan. Semoga penjelasan ini bermanfaat dan mampu menambah pengetahuan di bidang keagamaan dan bidang lainnya